"Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepadaNya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita dan bangsa kita." (Yoh 11 : 48)
Kaum Farisi dan imam-imam kepala adalah termasuk golongan 'elite', tokoh dan pemuka agama Yahudi yang sangat berpengaruh. Sedangkan imam kepala adalah anggota 'dewan terhormat' pada Mahkamah Agama.
Yesus pernah mengecam kelompok ini, karena mereka itu mengharuskan orang lain mentaati Taurat dan adat istiadat, tetapi mereka sendiri tidak melakukannya. Mereka iri hati, sakit hati, benci dan memusuhi Yesus. Puncaknya adalah mereka membuat rekayasa, dengan berdalih karena alasan politik dan agama, demi untuk menyelamatkan bangsa dan tempat suci dari penajajah Roma maka Yesus harus ditangkap dan dibunuh.
Didalam masyarakat kita saat ini agaknya ada juga kelompok umat beragama yang cenderung memahami, menghayati dan mewujudkan kehidupan agamanya tidak utuh dan seimbang. Hal ini dapat melahirkan sikap dan perilaku yang sempit, fanatik, fundamental, raikal, sektarian dan ekslusif. Berlawanan dengan penghayatan iman yang inklusif, terbuka, moderat, toleran, menerima perbedaan, menghargai dan menghormati serta mencintai orang, kelompok, golongan lain tanpa membeda-bedakan satu sama lain. Sikap seperti inilah yang perlu ditumbuhkembangkan dalam masyarakat kita yang majemuk dan pluralis, terdiri dari banyak suku, agama, ras dan golongan.
Masyarakat kita sekarang sangat mendambakan dan membutuhkan adanya teladan dan panutan dari para 'elite' tokoh dan pemuka kelompok umat beragama yang dapat mengajak jemaat/penganutnya, menjalankan kehidupan agamanya sehari-hari, selalu membawa rahmat dan kasih sayang, damai sejahtera bagi semua orang.
Apakah dalam penghayatan dan perwujudan iman sehari-hari, kita kerap kali juga tergoda untuk bersikap iri hati, benci dan memusuhi orang-orang yang tidak kita sukai dan hanya berbuat sesuatu hanya karena ingin dipuji, dihormati dan dilihat orang lain?
sumber : Ret-ret Agung Umat 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar