"Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah, jika tidak, tebanglah dia." (Lukas 13 : 9)
Di Babelan, Bekasi Utara, tinggal Pak Simon Botaama, berprofesi sebagai penjual abu gosok. Setiap hari bergerilya menyusuri gang-gang perkampungan belasan kilometer, dagangannya kadang laku sekitar 5 sampai 10 bungkus dan berpenghasilan Rp. 4.000,- kadang meningkat menjadi Rp. 10.000,- atau Rp. 15.000,-. Tiap hari bekerja, sambil menyeka keringat. Pak Simon terus mendaraskan doa yang sangat sederhana : "Ya, Tuhanku, ya Allahku, tenagaku tidak kuat lagi menarik gerobak ini. Meski begitu saya akan terus menarik gerobak ini."
Suatu hari, seorang penjual tangga keliling lewat didepan rumahnya. Melihat penjual tangga itu, hati Pak Simon iba, ia lalu membelinya dengan Rp. 25.000,- dari harga Rp. 30.000,- yang ditawarkan. Padahal ia tidak membutuhkan tanggay, tuturnya. Alasan Pak Simon membeli tangga ini adalah : "Karena rasa lapar dan haus kami di jalan yang sama...". (suara clara 01.2012)
Dalam hidup pribadi Pak Simon yang sangat sederhana dan mau berbelarasa terhadap sesama terutama yang senasib denganya, kita memperoleh gambaran orang yang berima yang berkualitas.
Tuhan Yesus memakai relasi antara buah dan pohon untuk memberikan peneguhan dan jaminan kepada kita, bahwa Allah sungguh bermurah hati kepada seluruh umatNya. Allah sebagai penyelenggara kehidupan memberikan kesempatan kepada seluruh umatNya untuk tumbuh menjadi pribadi yang beriman dan berkualitas.
Apakah ditengah-tengah kesibukanku, aku masih menyisihkan waktu dan pikiran untuk membangun relasi dengan Tuhan Yesus dengan berdoa, membaca, merenungkan dan melaksanakan ajaranNya.
sumber : Ret-ret Agung Umat 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar