"Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh, supaya warisannya menjadi milik kita". (Matius 21 : 38b)
Ada ungkapan yang mengatakan begini, "Manusia itu tidak pernah puas akan hidupnya. Manusia itu selalu ingin menguasai semuanya". Benarkah demikian?? Tentu menjawabnya tidak mudah.
Kenyataan bahwa saat ini kedua sifat rakus dan tamak semakin hinggap dan menguasai manusia bahkan yang menyebut dirinya beriman kepada Tuhan menjadi tantangan khas untuk semakin mewujudkan iman yang sejati dewasa ini. Manusia dapat dikatakan membunuh kehidupannya sendiri oleh karena pencarian pemuasan dirinya yang semu. Karenanya manusia perlu menempatkan dirinya dengan sungguh dihadapan Sang Pencipta yakni Allah sendiri.
Bersama dengan iman kepada Allah yang maha kuasa, manusia merumuskan kembali orientasi hidup di dunia demi kemuliaan Allah. Manusia mendasarkan imannya yang menghadirkan Kerajaan Allah dan bukan kerajaannya sendiri. Manusia mengungkapkan imannya yang mengalahkan dosa ego demi menyatakan cinta kasih yang semakin luas. Maka bila manusia mampu menempatkan imannya secara benar, kiranya sifat rakus dan tamak menjadi sifat yang harus terus-menerus ditanggalkan dan disangkal agar hidup menunjukkan pertobatan kepada Allah. Mungkinkah terjadi?
Apakah yang menjadi kerakusan dan ketamakanku saat ini sehingga membuatku tidak bertumbuh dalam iman dan persaudaraan kasih?
sumber : Ret-ret Agung Umat 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar