Senin, 23 April 2012

"Pengantar Kue"

Hari minggu orang tua mengajak saya mengunjungi tetangga yang menjalani perawatan di rumah sakit.

"Kita hendak membawa apa untuknya?" tanya ibu pada ayah.

"Bagaimana kalau kita membelikan kue kesukaannya?" usul ayah.

Ibu meminta ayah berhenti di sebuah toko roti.

"Tersisa ukuran terkecil," kata pemilik toko.

"Kue ini kesukaannya," ujar ibu.

Setelah berunding sejenak, orang tua memutuskan tetap membeli kue kecil itu.

"Kamu nanti menyerahkan kuenya kepada nenek yang sakit ya," pinta orang tua kepada saya.

Begitu tiba di kamar tidur pasien, tangan ibu menyikut pelan lengan ayah.

Saya menaruh kue di sisi kue lain  diatas meja. Kedua kue sama hanya ukurannya jauh berbeda.

Nenek menangkap kekikukan orang tua saya.

"Terima kasih kaliah meluangkan waktu mengunjungi saya."

"Kami mencari kue kesukaan nenek namun hanya tersisa ukuran kecil," ujar ibu mencoba menerangkan perkaranya.

Nenek membalasnya dengan senyum.

"Kue kalian istimewa karena nenek dapat merasakan kehangatan tangan kalian. Kue besar terasa dingin karena ketidakhadiran tangan pengirimnya. Kuenya sampai melalui jasa antar toko roti."

Kecil namun berarti. Dibalik arti kecil, terdapat sebuah pengertian dan perhatian yang amat besar.


sumber : Mutiara Andalas, S.J. Just For You. Yogyakarta : Kanisius 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar