Seorang pemuda tampak hendak naik kereta api yang hari itu tampaknya dijejali calon penumpang. Di tengah jalan dia tampak jengkel ketika melihat seorang cali menjual tiket kereta kepada seorang bapak. Segera setelah mendapatkan tempat duduk, dia segera duduk sambil menghela nafas lega. Sementara itu, seorang ibu tampak bersusah payah berjalan di selasar sambil matanya mencari - cari kalau ada bangku yang kosong. Ternyata semua bangku sudah terisi. Seorang bapak yang mengetahui hal itu pura - pura tidak melihat dengan menutupi wajahnya dengan selembar koran. Pemuda itu bangkit, menyerahkan kursinya untuk ibu itu dan membantunya meletakkan tasnya di rak atas, sedangkan dirinya sendiri berdiri dengan muka penuh senyuman. Ibu itu memandang wajah pemuda itu dengan perasaan bangga, rasa syukur dan terima kasih.
Yakobus pernah menulis, "Demikian juga halnya dengan iman, jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. Tetapi mungkin ada orang berkata : 'Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan', aku akan menjawab dia : 'Tunjukanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan - perbuatanku". (Yakobus 2 : 17 - 18). Yakobus tidak bermaksud mengatakan bahwa perbuatan lebih penting dari iman. Jika kita memperhatikan kata - katanya, jelas kita akan tahu bahwa dia mementingkan keduanya : "Aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan - perbuatanku." Artinya, iman + perbuatan = sempurna.
sumber : Xavier Quentin Pranata. Kisah Inspirasional Plus. Yogyakarta : Moriel Publishing House 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar