Seorang anak bungsu seorang pedagang baru diwisuda dengan gelar Master of Business Administration dari sebuah kampus bisnis terkemuka. Dengan penuh semangat, dia menceritakan kepada ayahnya apa saja yang ia pelajari di kampus. Dengan berapi-api ia berkata, "Dengan ilmu yang saya dapatkan, saya bisa memulai bisnis dengan perhitungan yang matang. Saya akan melakukan feasibility study. Saya akan melakukan penelitian pasar lebih dulu dan menentukan pasitioning usaha saya. Setelah itu saya menghitung kapan perusahaan saya bisa Break Event Point. Dengan Standar Operation Procedure yang baik dan pembukuan yang rapi saya menghitung laba perusahaan secara rinci."
Ayahnya memandang anaknya dengan penuh kebanggaan. Ada senyum kepuasan di wajahnya. Karena merasa mendapatkan angin, sang anak berkata, "Tetapi saya bingung, bagaimana Papa bisa menghitung laba yang pap hasilkan dengan cara sederhana ini?"
Dengan tersenyum ayahnya menjawab, "Ketika Papa mulai usaha ini, Papa boleh dikatakan hanya punya beberapa pasang baju butut. Kini, kita tinggal di rumah besar, mobil cukup, tanah luas dan... kalian anak-anak Papa bisa lulus semua dari perguruan tinggi. Bukankah itu laba yang Papa hasilkan?"
Kesederhanaan, ketekunan dan kerja keras merupakan laba tersendiri bagi kita. Mungkin kita tidak memiliki selembar ijazah pun. Gelar pun tidak kita miliki, tetapi Tuhan memberi kita otak untuk berfikir, hati untuk menimbang dan tangan untuk bekerja. Asal kita melakukannya dengan rajin dan penuh tanggung jawab, Tuhan sanggup memberkati kita.
sumber : Xavier Quentin Pranata. Kisah Inspirasional Plus. Yogyakarta : Moriel Publishing House 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar