"Apakah engkau juga berbicara dengan aparat keamanan yang mengawasi rumah penjara? Apakah mereka ramah terhadapmu?" tanya jurnalis.
"Ya. Mereka berlaku sopan dan sebagian ramah sekali terhadapku."
"Benci terhadap mereka yang memenjarakan engkau?" tanya jurnalis lebih lanjut.
"Ibu mendidik saya untuk menyingkirkan kebencian bahkan terhadap mereka yang membenci kami".
"Saya bukan malaikat yang hidup tanpa kemarahan. Saya berusaha melihat sisi dalam kemanusiaan mereka. Saya peduli dengan kemanusiaan mereka. Mereka terbiasa berelasi dengan kami dengan kekerasan."
Suu Kyi menghargai kehadiran mereka yang senantiasa tinggal disekitarnya.
"Perjumpaan yang nampak biasa merupakan peneguhan istimewa akan persahabatan."
Aung San Suu Kyi merujuk ajaran Budha tentang sahabat,
"Ia menyerahkan sesuatu yang sedemikian ingin digenggamnya, memanggul beban berat pada bahunya, menerima hujatan dengan hati lapang dan mengokohkan kaki di jalan terjal kehidupan."
Ia berbicara lebih lanjut tentang pengkhianatan,
"Kecupan Yudas dalam kitab suci Kristiani bukan kiasan."
Zaman sekarang pengkhianatan ala Yudas masih banyak terjadi. Hari ini lawan tetapi besok sudah berubah menjadi kawan.
sumber : Mutiara Andalas, S.J. Just For You. Yogyakarta : Kanisius 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar