Rabu, 18 April 2012

"Letak Titik"

Suara ketukan pada lantai kayu kelas mengangkat muka Fajar. Ia mengerling jarum jam tangannya. Kelas baru akan mulai setengah jam lagi.

"Apakah saya mengganggu persiapan kelas Bapak?"

"Bagaimana kabar Anne pagi ini?"

"Sedih. Bapak penyebabnya," ujar Anne sambil mengerutkan mulutnya.

Anne menyerahkan kertas ujian matematikanya.

"Saya rasa Bapak salah memberi nilai," ujar Anne.

"Begitu?"

"Ya"

Fajar mengenakan kacamata untuk mengoreksi ulang pekerjaan muridnya.

"Bapak mestinya memberi nilai saya 10. Saya mengerjakan soal matematika nyaris sempurna. Saya hanya membuat kesalahan kecil pada akhir," bela Anne.

"Apakah nilai 9 bukan angka yang sangat bagus untuk jawaban akhir ujian yang keliru?"

Senyum Anne mengembang.

"Guru lain barangkali akan memberi nilai 0", ujar Anne sambil memilin rambutnya.

"Hasil akhir ujian seharusnya Rp. 2.000. Karena teledor, saya menulis jawaban Rp. 20.00," aku Anne

"Titik barangkali tanda kecil dalam ruang kelas matematika. Namun ia menjadi perkara besar ketika kita salah meletakkannya dalam perhitungan kehidupan."

Titik mengingatkan kita saat salah mengambil jalan, untuk sesegera mungkin berhenti dan mulai jalan yang baru.

sumber : Mutiara Andalas, S.J. Just For You. Yogyakarta : Kanisius 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar