Sebuah kapal mengalami kecelakaan, sehingga penumpangnya terjun ke laut. Ada 2 penumpang yang berhasil mendapatkan potongan kayu. Setelah terombang-ambing sekian lama mereka terdampar di sebuah pulau terkecil. Karena mereka sama - sama berdoa. Untuk menguji doa siapakah yang Tuhan jawab, mereka membuat garis ditengah pulau yang memisahkan pulau itu menjadi dua bagian.
Mereka mulai berdoa minta makanan. Tidal lama kemudian, tanah di bagian si A, sebut saja kemudian, tiba - tiba tumbuh pohon buah - buahan yang berbuah dengan lebatnya, sedangkan pulau di bagian si B tidak mengeluarkan apa - apa. Mereka berdoa lagi minta istri. Tidak lama kemudian ada kapal karam dan satu - satunya penumpang yang selamat adalah seorang wanita yang berhasil mendarat di pulau si A, sedangkan si B tidak mendapatkan apa - apa. Lalu mereka berdoa meminta lagi minta perahu. Eh, ada perahu yang terdapat dibagian si A, sedangkan si B tidak mendapatkan apa - apa. Dengan segera si A mengajak istrinya dan bersiap - siap meninggalkan pulau itu tanpa mengajak si B. Tiba - tiba dia mendengar suara menggelegar dari atas, "Hai kamu yang egois, mengapa kamu tidak mengajak temanmu?" Dengan persaan kaget, si A menjawab, "Tuhan, bukankah doanya tidak pernah Engkau jawab. Dia pasti orang berdosa. Mengapa aku harus menyelamatkan orang yang Engkau sendiri tidak berkati?" Seketika guntur menggelegar disertai tiupan angin kencang dan terdengarlah suara dari atas, "Hai kamu yang bebal. Kamu tidak tahu, kamu mendapatkan segala sesuatu itu karena doa temanmu itu. Dia berdoa agar semua permintaanmu Aku turuti!".
Seberapa sering kita bertindak seperti si A yang egois dan mementingkan diri sendiri? Kisah kita mungkin tidak sedramatis itu, tetapi tidakkah kita menyadari bahwa terkadang dalam hal-hal kecil saja kita sudah egois. Mari kita berubah bersama!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar