Salah satu kerabat kami mengatakan sesuatu yang buruk mengenai aku dan hatiku begitu terluka. Saat suamiku tiba di rumah malam harinya, ia memutuskan untuk tidak akan bicara lagi dengan kerabat kami itu.
Namun, selang waktu seminggu kami sudah mengunjungi mereka. Awalnya memang terasa kikuk, tetapi segera kami melupakan peristiwa itu, bahkan kemudian kami membantu mereka yang saat itu sedang mengalami masalah. Saat itu, aku mengira kemampuanku mengampuni dan tidak mendendam disebabkan sifat bersahabat dan tenggang rasaku.
Bertahun-tahun kemudian, aku aktif mengikuti dan memimpin kelompok pemahaman Alkitab. Mempelajari Alkitab membantuku menyadari bahwa hanya karena "kasih Allah telah dicurahkan didalam hati kita" maka aku dapat mengampuni dan mengasihi mereka yang telah melukai hatiku. Aku tahu bahwa bahkan saat kita sangat terluka dan mendamba balas dendam, kita dapat mengakui perasaan kita kepada Allah, yang dapat mengubah luka menjadi kasih. Dengan kasih Allah didalam diri kita, kita akan dapat mengasihi mereka yang menyakiti hati kita.
sumber : Saat Teduh vol. 7 no.5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar