Saat berjalan menyusuri kawasan perumahan, Jessica terantuk untuk pandangannya pada papan iklan di sebuah halaman rumah.
"Kami menjual anak anjing cantik."
Jessica mendekati seorang lansia yang menyiangi tanaman.
"Saya melihat papan iklan di halaman rumah ibu."
"Saya akan menjualnya kalau kita sepakat dengan harga."
"Saya tertarik," ujar Jessica sambil menyerahkan beberapa lembar uang dari dompetnya.
"Brownie!"
Empat anjing cantik berlari menuju arah panggilan. Seekor anjing kecil terseok-seok di urutan terbelakang ditemani induknya.
"Berminat?" tanya pemilik sambil mengelus empat anjing di pangkuannya.
"Saya memilihnya," kata Jessica sambil mengelus anjing yang bersembunyi dalam rengkuhan induknya.
"Mustahil engkau mengingikannya, Anakku. Ia kehilangan kecepatan berlari seperti anjing-anjing lainnya."
Jessica membungkukkan badan, menyisingkan celana panjangnya dan memperlihatkan dua kaki palsunya.
"Ia membutuhkan pribadi sepertiku yang memahaminya."
Ironi kehidupannya, terkadang mereka yang benar-benar menderita dan memerlukan kasih sayang justru terabaikan. Padahal merekalah yang paling harus diperhatikan.
sumber : Mutiara Andalas, SJ. Just For You. Yogyakarta : Kanisius 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar