Saat berkunjung ke Yogyakarta, Julie mengajak Prita untuk berbelanja di kawasan Malioboro. Mereka berhenti di sebuah gerai t - shirt dan tawar menawar harga dengan penjualnya. Akhir pekan ini penjual nampak kewalahan dikerubuti puluhan pengunjung.
"Berapa harganya?" ujar seorang pengunjung sambil menunjukkan t - shirt bergambar becak.
"Kalau t - shirt ini?" potong pengunjung lain.
Belum sempat menjawab pertanyaan, pengunjung lain menyerobot dengan pertanyaan lain. "Kalau beli dua, berapa jadinya?"
Sambil menjawab pertanyaan, penjual membungkus t - shirt pilihan Julie dan Prita.
Mereka melanjutkan keliling kota dengan menyewa andong.
Saat hendak membayar ongkos transportasi, paras Julie seketika pucat.
"Engkau kecopetan?" tanya Prita cemas.
"Uang kembalian t - shirt terlalu banyak".
"Engkau mestinya gembira, bukan terperanjat!"
"Engkau masih ingat penjualnya?"
"Ingat sih. Tapi jaraknya terlalu jauh jika kita hanya ingin menyerahkan uang kelebihan."
"Jaraknya sangat dekat jika dibandingkan dengan kerugian yang diderita penjual."
"Uang kelebihannya lagi pula sedikit."
"Bagi penjualnya barangkali nilainya besar. Jangan menjual intergritas demi uang kelebihan."
Kita terlalu murah menghargai diri jika mengambil uang relatif sedikit yang bukan hak kita. Seberapa besar kita menghargai diri berpengaruh pada penghargaan orang lain terhadap kita.
sumber : Mutiara Andalas, S.J. Just For You. Yogyakarta : Kanisius 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar