Anak bungsu dalam perumpamaan Yesus itu ada dalam kondisi tidak seimbang karena didera rasa bersalah telah mengkhianati cinta ayahnya. Ia akan datang dg rasa rendah diri yg besar. Sebetulnya sang ayah dapat memarahinya tapi ia tahu betul, kemarahan dan pengucilan hanya akan menambah dalam luka batin itu. Si bungsu lebih terpuruk dan mungkin akan pergi lagi. Sikap sang ayah itu sangat tepat karena dg menerima, ia membuat proses penyembuhan luka2 batin si bungsu. Tak ada yg lebih menyembuhkan daripada merasa diri diterima, dicintai dan dihargai kembali. Menyadari kedosaan kita, tidak ada salahnya kalau kita masing2 bersikap seperti sang ayah dalam perumpamaan itu. Dg menerima sesama berdosa yg bertobat, kita ambil bagian dlm proses penyembuhan luka2 batin. Hati yg disembuhkan akan lebih dalam mencinta Yesus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar