Jumat, 02 Maret 2012

Cek Kehidupan

"Apa kata mama dan papa?"

Amanda menjawab dg senyuman. Ia mengacungkan dua ibu jarinya lalu melonjak dalam gendongan Reza.

"Nggak perlu kuatir. Papa dan Mama dg senang hati akan membantu meringankan beban kita'" ujar Amanda sambil mengecup pipi suaminya.

Krisis ekonomi mencemaskan Reza dan Amanda beberapa bulan belakangan. Uang tabungan keluarga perlahan - lahan berkurang.

Padahal mereka merasa telah mengencangkan ikat pinggang ekonomi.

"Saya sudah berusaha hemat belanja," kata Amanda mencari ruang kosong di kulkas untuk barang - barang yg baru saja dibelinya dari pusat perbelanjaan.

"Saya cemas dg masa depan anak - anak," tutur Reza sambil memijit dahinya.

Tiga hari kemudian Amanda menunjukkan sebuah surat dari orang tua kepada suaminya.

Saat tahun - tahun awal pernikahan orang tua Amanda selalu mengirimkan cek uang untuk tabungan jaga - jaga.

"Jangan sampai robek," demikian secarik pesan di kertas pembungkus.

Amanda menemukan cheque bersih dg catatan pendek dari orang tuanya.

"Amanda dan Reza, hidup kalian 'disini' dan 'saat ini'. Isilah sesuai kebutuhan."

Cek kembali kepada pemilik tanpa goresan.

"Terima kasih atas cek kehidupa."

Pergumulan sebagian masyarakat dunia zaman ini bukan bagaimana memenuhi kebutuhan dasar hidupnya, melainkan menarik garis batas antara mencukupi kebutuhan dan memenuhi keinginan.


sumber : buku just for you karangan mutiara andalas, S.J penerbit kanisius

Tidak ada komentar:

Posting Komentar