Seorang ibu melahirkan sepasang anak kembar berjenis kelamin perempuan. Karena sudah memiliki banyak anak, mengalami kesulitan ekonomi, pasangan muda itu dengan berat hati menyerahkan kedua anak kembarnya ke orang tua yang berbeda. Yang seorang diserahkan ke sebuah keluarga yang sederhana, sedangkan yang lain diberikan kepada keluarga yang berada. Mereka dibesarkan di dua kota yang berbeda. Ketika menginjak remaja, mereka bertemu satu sama lain. Pertemuan itu menimbulkan masalah. Yang seorang merasa puas dengan dirinya sendiri, berprestasi dengan mengucap syukur. Sebaliknya, saudara kembarnya justru marah dengan diri sendiri, kedua orang tua kandungnya dan dengan kedua orang tua angkatnya. Dia bahkan kecewa kepada Tuhan karena merasa tidak mendapatkan orang tua sekaya saudara kembarnya.
Minimal sekali dalam hidupnya, manusia pernah bertanya atau bahkan mempertanyakan Tuhan mengapa aku dilahirkan di tempat seperti ini, dari pasangan orang tua yang begini, dibesarkan dilingkungan begini. Kita memang tidak bisa memilih untuk dilahirkan pada waktu yang kita inginkan, di tempat yang kita dambakan, dari pasangan yang kita idam - idamkan. Namun, kita bisa memilih untuk memompa diri untuk keluar dari kepompong keterbatasan dan terbang tinggi serta menikmati langit kebebasan. Kita terbatas, tetapi Tuhan tidak terbatas. Kita tidak sempurna, tetapi Tuhanlah yang akan menyempurnakan kita.
sumber : Xavier Quentin Pranata. Kisah Inspirasional Plus. Yogyakarta : Moriel Publishing House 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar