Jumat, 30 Maret 2012

"Malaikat Pelindung"

Sepasang suami isteri hidup bahagia. Sang suami bekerja sebagai marinir, sedangkan isterinya bekerja disebuah kantor swasta. Suatu kali sang isteri mengalami kecelakaan dan matanya menjadi buta. Mulailah hari - hari gelap baginya. Hari - harinya dilalui dengan kemarahan baik kepada dirinya sendiri, kepada suaminya dan kepada Tuhan. Ketika masa duka yang paling panjang itu mulai mereda, suaminya tidak menginginkan isterinya terpuruk dalam keadaan mengasihani diri sendiri. Dia mulai mendidik isterinya agar bisa mandiri di rumah. Isterinya pun mau mencoba. Suatu hari suaminya mulai menawarkan apakah sang isteri mau bekerja kembali. Hal itulah yang sangat ditakutinya. Suaminya tidak lagi menyayanginya. Namun karena tidak mau dikasihani dia mau bekerja. Tuhan itu baik. Dia diterima bekerja sebagai operator telepon yang tidak terlalu membutuhkan kemampuan mata.

       Masih ada satu masalah lagi. Suaminya harus mengantar jemput ke dan dari kantor dengan baik bus kota. Hari - hari pertama, suaminya mengajarinya bagaimana ia harus berjalan ke halte, menaikinya, pesan kepada sopir untuk menurunkannya ditempat kerjanya. Setelah dirasa cukup, suatu pagi sang suami berkata, "Ma, mulai hari ini kamu berangkat sendiri." Dengan perasaan hancur karena sedih, isterinya berangkat juga. Ternyata dia bisa. Hal itu semakin membangkitkan semangatnya. Suatu saat ketika dia turun dari bus, dia mendengar sopirnya berkata, "ibu wanita yang paling beruntung!". Seketika itu kemarahannya meluap. Dengan menahan diri dia berkata, "Apa maksud Bapak?" Sopir itu lalu bercerita bahwa setiap pagi ada seorang marinir yang gagah yang selalu mengikutinya dari belakang. Wanita itu menangis haru. Dia baru sadar bahwa suaminya ternyata secara diam - diam terus mengawalnya.

Ada saat - saat didalam hidup kita ketika kita merasa ditinggalkan oleh orang - orang yang kita kasihi. Namun Tuhan tidak pernah meninggalkan kita.


sumber : Xavier Quentin Pranata. Kisah Inspirasional Plus. Yogyakarta : Moriel Publishing House 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar