Selasa, 11 September 2012

"Lampu Merah dari Allah"

Pengemudi yang mengabaikan tanda-tanda lalu lintas sama seperti "mengundang terjadinya kecelakaan." Siapapun yang melanggar lampu merah atau berhenti tanpa sengaja ketika lampu sudah hijau, dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain. Walaupun lampu merah dapat menghambat laju kendaraan anda, terutama bila sedang terburu-buru untuk segera sampai di tempat tujuan, sebuah kecelakaan bahkan dapat menyebabkan penderitaan yang lebih parah.

Beberapa tahun yang lalu, saya sangat gembira ketika akhirnya lampu lalu lintas dipasang di suatu persimpangan jalan yang membuat saya frustasi. Lampu itu membuat jalanan yang kacau setiap harinya menjadi rapi dan jalanan yang padat menjadi mudah dilalui. Kitab Suci juga memiliki sejumlah "lampu merah" yang seharusnya mengendalikan hidup kita sebagai orang Kristiani. Lampu merah itu berupa larangan untuk iri hati, sombong, benci, tidak sopan, mementingkan hawa nafsu dan egois. Ketika Roh Kudus memperingatkan kita supaya waspada terhadap hal-hal tersebut, kita seharusnya segera menginjak rem.

Lampu merah dan lampu hijau dari Allah dirancang untuk menolong kita. Seharusnya kita sama takutnya saat mengabaikan perintah Kitab Suci seperti ketika kita melanggar lampu lalu lintas. Ajaran-ajaran Kitab Suci bertujuan untuk memberikan perlindungan, perbaikan dan panduan.

sumber : Santapan Rohani edisi tahunan VIII

Tidak ada komentar:

Posting Komentar