Anto adalah salah satu pegawai yang cukup sibuk yang bekerja di perusahaan swasta terkemuka, sehingga seringkali ia pulang kerja hingga larut malam. Suatu ketika Anto pulang kerja, ternyata Budi (anaknya) membukakan pintu untuknya, dan sepertinya Budi memang sengaja menunggu ayahnya tiba di rumah, Budi bertanya,
"Berapa sih gaji ayah?"
"Lho kok kamu nanya gaji ayah sih?"
"Nggak, Budi cuma mau tahu aja ayah..." timpal Budi
Ayahnya pun menjawab,
"Kamu hitung sendiri, setiap hari ayah berkerja 10 jam dan dibayar Rp. 400.000."
Kemudian Budi menjawabnya,
"Kalo 1 hari ayah dibayar Rp. 400.000 untuk 10 jam, berarti 1 jam ayah digaji Rp. 40.000 dong?"
"Pinter anak ayah, sekarang kamu cuci kaki dan tidur ya." Jawab ayahnya.
Tetapi, Budi tidak juga beranjak. Sambil memperhatikan ayahnya ganti pakaian, Budi kembali bertanya,
"Ayah, boleh pinjam uang Rp. 5.000 nggak?"
"Sudah, buat apa malam-malam begini?" Jawab ayahnya.
Anak kecil itupun langsung berbalik menuju kamarnya. Usai mandi, Anto melihat ternyata Budi sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000 di tangannya. Budi berkata kepadanya,
"Aku mau mengajak ayah main ular tangga. Cuma 30 menit saja. Ibu sering bilang, kalau waktu ayah itu sangat berharga. Jadi aku mau beli waktu ayah. Aku buka tabunganku, ternyata cuma ada Rp. 15.000 tapi, karena ayah bilang ayah tiap 1 jam ayah digaji Rp. 40.000, jadi setengah jamnya ayah digaji Rp. 20.000. Uang tabunganku kurang Rp. 5.000, makanya aku mau pinjam uang ayah Rp. 5.000." Jawab Budi dengan polos.
Sering kali kita kurang punya waktu untuk berkumpul karena sibuk dengan urusan sendiri, hingga kadang-kadang kita lupa terhadap sesuatu hal, atau orang-orang yang membutuhkan keberadaaan kita ditengah-tengah mereka.
sumber : Renungan Harian dan Pendalaman Kitab Suci 2012. Komisi Kerasulan Kitab Suci & Komisi Kateketik Keuskupan Agung Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar