Minggu, 09 Desember 2012

"Salah Bus"


Pesawat dengan rute penerbangan Seattle - Oakland baru saja mendarat. Begitu pramugari memberi aba-aba kepada penumpang untuk turun pesawat, saya berjalan setengah berlari menuju halte bus.


Begitu supir bus membuka pintu bus, saya bergegas naik.

"Tumben bus lumayan lengang malam ini," ujar saya sambil melayangkan senyum kepada penumpang lain.

Saya membaca tulisan berwarna putih didekat kemuni. Supir anda hari ini Ali.

Bus melaju pelan dan satu persatu penumpang turun. Akhirnya saya tinggal sendirian dengan supir.

"Saudara hendak turun di tempat parkir berikutnya?"

"Tujuan saya sebenarnya stasiun kereta api. Saya salah ambil bus, Ali?" jawab saya sambil menggaruk-garuk kepala belakang.


"Anda bukan penumpang pertama yang salah ambil bus. Banyak penumpang salah ambil bus seperti Saudara."


"Minta maaf, ya" kata saya tersipu-sipu.

"Salah ambil jalan itu perkara kecil."

"Saya akan beristirahat sejenak sambil menunggu jam keberangkatan bus. Kita akan kembali ke tempat kamu tadi menunggu bus ini. Saya akan menunjukkan tempat tunggu bus yang akan menghantarmu ke stasiun kereta api."

Tuhan sering berperan seperti Ali," ujar saya saat naik bus rute bandara - stasiun kereta api.

Tuhan sabar sekali. Ia berkenan mengantar kita kembali ke jalan yang benar.


sumber : Mutiara Andalas, SJ. Just For You. Yogyakarta : Kanisius 2009

1 komentar:

  1. Tapi kesabaran Tuhan ada batasnya juga kalo kita tidak mau bertobat-tobat.

    Begitu kita bertobat Tuhan akan menerima kita kembali ke pangkuanNya, dan Dia akan sabar lagi.

    BalasHapus