Minggu, 14 Oktober 2012

"Memberi itu Misi Bukan Transaksi"

"Hanya satu lagi kekuranganmu : pergilah, juallah apa yang kau miliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin..." (Markus 10 : 21).

Begitu selesai misa, acara dilanjutkan dengan Pesta Rakyat. Romo bersama umat menikmati "nasi gudangan" dan jajanan pasar. Tercipta suasana rileks sendau gurau, "ketawa-ketiwi" bertaburan. Mereka saling bersalaman sembari mengucap "proficiat". Ya ketika itu tanggal 14 September adalah perayaan pesta pelindung salib suci bagi gereja peziarahan kami, Gereja Salib Suci yang berada di bukit Gunung Sempu, Bantul, Yogyakarta.

Puji Tuhan, isi perut sudah mantap. Eh.... mau pulang, masih diberi beberapa bungkus makanan. Lantas, saya bersama istri pulang.

"Pa...pa... tolong berhenti", pinta istri dan dilanjut, "Kita putar balik, Pa". Secepatnya istri turun dan semua bungkus makanan tadi diberikan kepada seseorang yang dijumpai di tepi jalan. Orang itu agak kaget, kepalanya mendongak. Dari sorot matanya tergambar kata terima kasih, kendati bibirnya terkatup.

Siapa orang itu? Kami tak kenal. Mungkin pengemis, mungkin orang kurang waras. Tapi yang jelas, dia memancarkan penderitaan : kurang pangan. Pengalaman amat sederhana ini, terasa manis tatkala disentuh oleh sabdaNya : "... berikanlah itu kepada orang-orang miskin" (Markus 10 : 21). Saya yakin Anda pun punya sejuta pengalaman memberi, entah berupa apapun. Memberi, ya memberi, sebutir kata berenergi tinggi. Daya getarnya terlempar ke alam semesta. Memberi tanpa mengharapkan. Memberi tanpa syarat. Memberi adalah dengan hati dan memberi bukanlah transaksi.

sumber : Konsorsium Pengembangan Pemberdayaan Pastoral Sosial Ekonomi. Membangun Kecukupan Pangan Bagi Semua. Renungan Harian Bulan Rosario Dalam Konteks Hari Pangan Sedunia. Jakarta : PSE KAJ 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar