Mata penghuni kelas tertuju pada tangan Donna yang memegang kapur tulis. Tangannya terdiam lama di sisi bilangan matematika.
Donna melihat gurunya dengan pandangan berisi pesan.
"Saya kesulitan menjawabnya."
"Donna tahu jalan menyelesaikan persoalan perkalian?"
Bintik-bintik keringat membasahi paras elok Donna.
"Aku lemah sekali pada mata pelajaran matematika. Nilai raporku sering ternoda angka merah di bidang ini," keluh Donna sekembalinya ibu mengambil rapor kenaikan kelas.
"Ada yang menawarkan diri membantu Donna?"
Para murid saling menengok dan berbisik satu sama lain. Kapur patah karena tekanan tangan Donna yang bergemetar.
Donna selalu berkeringat dingin setiap kali ibu Mery, guru pendidikan matematika, memasuki kelasnya.
Ibu Mery menuntun tangan Donna hingga Donna menemukan jalan menyelesaikan soal.
"Nilai jawaban Donna 100," ujar ibu Mery yang diikuti tepukan tangan murid satu kelas.
"Bolehkah Donna tahu alasan ibu? Mengapa ibu membiarkan aku berdiri lama di depan kelas padahal aku jelas-jelas tak mampu menyelesaikan soal matematika?"
"Pendidikan matematika menawarkan penyelesaian soal langkah demi langkah, apalagi jalan pintas menyodorkan jawaban melawan matematika pendidikan."
Selalu ada penghargaan untuk sebuah usaha dan kita memerlukannya dalam kehidupan.
sumber : Mutiara Andalas, SJ. Just For You. Yogyakarta : Kanisius 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar