Kamis, 21 Juni 2012

"John_Paul_II@vatican.va"

Johannes Paulus II memasuki ruang doa didekat kamar pribadinya. Kakinya berlutut pada alas kayu.

"Mengikuti dari dekat kehidupannya, saya berjumpa dengan Paus sebagai pendoa," tutur seorang rohaniawan jurnalis.

"Doa mulai dengan Tuhan," kata Paus membagikan pengalamannya.

"Ia masuk jauh dalam hati doa," ujar pribadi-pribadi yang melihat dari dekat Paus saat berdoa.

"Doa membantu saya menemukan kembali para kasih Tuhan. Ia memampukan saya melihat perkara  di dunia dari mata Allah. Hidup kita jangan pernah berhenti dari doa," tutur Paus.

Tangan Paus membuka kotak di meja berlututnya.

"Kotak berisi permohonan. Sebagian diterimanya saat audiensi dan sebagian melalui kiriman pesan. Ia berdoa untuk pribadi-pribadi di lokasi-lokasi konflik perang, kelaparan dan krisis kemanusiaan lain," ujar pewawancaranya.

"Dalam doa Allah mendengar. Ia menanggapi. Ia terlibat dalam sejarah. Ia menyelenggarakan kebutuhan hidup kita," lanjut Paus.

Paus membagikan renungan kehidupan dengan fasilitas pesan teks telepon genggamnya.

"Engkau berharga di mataku. Saya mengundang engkau untuk menghubungi saya di akun email : john_paul_II@vatican.va.

Orang-orang beriman yang tak pernah berhenti memanjatkan doa, bagai pohon-pohon rindang di tepi sungai berair jernih karena pohon-pohon tersebut senantiasa tumbuh subur oleh aliran air sungai yang tek henti-hentinya mengalirkan kesegaran.

sumber : Mutiara Andalas, SJ. Just For You. Yogyakarta : Kanisius 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar