Kamis, 28 Februari 2013

"Mengapa Aku Mencintaimu"

"Mama, lihatlah!" seru Marta, seorang anak berumur tujuh tahun.

"Sudah, sudah!" seru sang ibu yang baru saja turun dari mobil, ketika tiba di rumah sepulang dari kantor.

Setelah selesai makan malam selesai, ibu itu duduk sebentar didepan tv, melakukan urusan ke kamar mandi, menelepon beberapa rekan kerja, lalu bersiap-siap.

Ketika hendak beranjak, ia melihat Marta masih sibuk dimeja belajar.

"Ayo, Marta, sudah malam!" Cepat pergi tidur!" serunya sambil mencium kening Marta.

"Mama, Marta hampir lupa ingin memberimu sesuatu!" seru Marta begitu ibunya mulai bergerak meninggalkannya.

"Marta, kamu bisa berikan itu besok pagi!"

"Tapi, besok pagi mama juga tidak punya waktu. Mama kan berangkatnya pagi-pagi sekali."

"Kita besok pagi masih bisa ketemu, Marta! Mama janji, deh!" Jawab sang ibu. "Selamat malam, Marta!" Imbuhnya sambil beranjak dan menutup pintu. Ia tak mendengar sahutan dari Marta. Tampaknya Marta kecewa.

Menjelang tengah malam, dengan mengendap-endap ibu itu kembali masuk ke kamar Marta. Ia ingin menjenguk anak semata wayangnya yang tertidur pulas. Di kamar itu, ia menemukan sobekan-sobekan kertas putih yang terburai di lantai. Ia mengumpulkan satu persatu kertas-kertas itu. Di satu sobekan, ia menemukan deretan kata : Mengapa aku mencintaimu, Mama ...

Merasa penasaran dengan temuannya, ia akhirnya berusaha menyatukan kembali potongan-potongan kertas itu menurut bentuk aslinya. Akhirnya, pada selembar kertas itu ia menemukan sebuah puisi tulisan Marta :

"Mengapa aku mencintaimu, Mama... Walau mama sibuk bekerja dan punya banyak hal untuk dilakukan setiap harinya, tapi mama masih punya waktu untuk bermain denganku. Aku mencintaimu, Mama, karena aku kau jadikan bagian terpenting di setiap harimu."

Ibu itu begitu tersentuh dengan puisi anaknya. Ia keluar dari kamar Marta. Sepuluh menit kemudian sudah tiba kembali di kamar itu. Ia membawa dua gelas susu coklat dan dua potong kue. Ia memegangi pipi Marta dan mencium dahinya dengan lembut.

"Ada apa, Mama?" tanya Marta yang langsung terjaga dari tidurnya.

"Ini untukmu!" Karena kamu bagian terpenting dari setiap hariku!"

Marta tersenyum, lalu bersama ibunya menikmati susu coklat dan kue.


sumber : Ign. elis Handoko, SCJ. Sentilan Rohani. Yogyakarta : Teranova Books. 2012

"Kekayaan Orang Miskin"

"Lalu orang kaya itu berseru, katanya : 'Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini". (Lukas 16 : 24)


Harta kekayaan tidak hanya sebatas uang dan harta benda. Kekayaan dapat berupa kemampuan, tenaga, bakat, waktu dan keterampilan kita. Keberadaan diri kita adalah kekayaan yang kita miliki. Beriman kepada Yesus tidaklah cukup dengan menghitung-hitung bakat dan kemampuan yang telah Tuhan berikan. Beriman kepada Yesus perlu diwujudkan dengan menunjukkan sikap belarasa kita kepada sesama.

Dari perumpamaan ini kita belajar bahwa ujung jari Lazarus yang penuh borok dapat menjadi sarana untuk meringankan penderitaan sesama, apalagi keadaan kita yang sehat, memiliki kemampuan, tenaga, pengetahuan, keterampilan dan bakat.

Kekayaan apa yang kita miliki saat ini? Sejauh mana kita menggunakan kekayaan kita untuk berbelarasa dengan sesama yang berkekurangan?


sumber : Ret-ret Agung Umat 2013

Selasa, 26 Februari 2013

"Membina Kepribadian yang Baik"

"Mereka mengajarkannya tapi tidak melakukannya." 
(Matius 23 : 3)

Dalam keluarga cukup banyak ayah atau ibu memberikan banyak nasihat moralitas kepada anaknya. Sayang sekali, pembinaan moralitas dalam keluarga tidak didukung oleh situasi lingkungan masyarakat.

Di media massa, anak melihat dan membaca banyak pemimpin berwaca indah tentang kejujuran, namun kemudian terjebak dalam kasus korupsi. Dimana-mana anak mendengar kotbah tentang Tuhan dan hukum-hukum agama, tetapi kekerasan masih sering terjadi terhadap sesama anak bangsa. Memang mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukannya.

Dewasa ini banyak anak Indonesia merindukan pemimpin keluarga dan pemimpin masyarakat yang memberi contoh perbuatan baik. Mereka muak dengan citra dan wacana. Bagi anak-anak, "verba docent, exempla trahunt", kata-kata hanya mengajarkan, tetapi contoh teladan memiliki daya pikat. Cinta kepada sesama, terlebih kaum miskikn, tidak bisa hanya dengan wacana tetapi harus dalam perbuatan nyata, "love is service in action".

Apa saja tugas-tugas yang Anda berikan kepada anak Anda dalam rangka pembinaan moralitas? Bagaimana cara terbaik mempersiapkan pemimpin masyarakat masa depan?

sumber : Ret-ret Agung Umat 2013

Senin, 25 Februari 2013

"Menjadi Manusiawi, Bukan Memiliki"

"Berilah maka kamu akan diberi." (Lukas 6 : 38)


Orang dinilai sebagai berhasil kalau memiliki jutaan dollar, walaupun dengan cara korupsi atau tidak membayar pajak secara benar dan seharusnya. Dalam diri manusia terdapat satu potensi lagi, yaitu keinginan untuk menjadi manusiawi. Untuk menjadi semakin manusiawi orang harus berani mengosongkan diri dan tidak terikat pada barang material. Perlulah disadari, kemewahan sama buruknya dengan kemiskinan. Maka untuk semakin menjadi manusiawi kita harus bersedia memberikan atau membantu orang lain.

Kita membantu orang lemah, miskin, kecil, tertindas dan cacat, tidak saja untuk meringankan penderitaan mereka, akan tetapi dengan perbuatan itu kita semakin manusiawi. "Manusia menjadi semakin bernilai karena kenyataan dirinya sendiri daripada karena apa yang dimilikinya. Begitu pula segala sesuatu yang diperbuat orang untuk memperoleh keadilan yang penuh persaudaraan yang lebih luas, tata cara yang lebih manusiawi dalm hubungan-hubungan sosial, lebih berharga daripada kemajuan-kemajuan dibidang teknologi." (GS, 35)

Manakah kebahagiaan yang lebih anda rasakan ketika membeli barang mewah atau ketika anda membantu orang kecil, lemah, miskin, tertindas dan difabel?

sumber ; Ret-ret Agung Umat 2013

Sabtu, 23 Februari 2013

"Menjadikan Musuh Sebagai Sahabat"

"Tetapi Aku berkata kepdamu : kasihanilah musuhmu dan berdoalah bgi mereka yang menganiaya kamu." (Matius 5 : 44)


Bagaimana Yesus menyikapi perbedaan? Tuhan Yesus adalah telada yang luar biasa. Ia mampu melihat perbedaan menjadi sesuatu yang tidak harus dibenci, dimusuhi tetapi dikasihi, diberkati serta didoakan.

Yesus tidak mau pengikut-pengikutNya terjebak dalam menyikapi perbedaan adat kebiasaan dan agama dengan bersikap menutup diri bahkan dijadikan musuh yang harus dilumat dan dibunuh. Yesus mengajak kita para muridNya untuk berbela rasa dan murah hati terhadap mereka yang berbeda dari kita, bahkan menjadi musuh kita. Saatnya kita untuk bekerjasama dan bersaudara dengan orang lain, meskipun orang lain tidak se-ide dengan kita sekalipun. Kalau kita hidup damai dan bahagia, berhentilah memandang orang lain yang berbeda adat kebiasaan dan agama sebagai musuh.

Mampukah aku melihat perbedaan menjadi sesuatu yang tidak harus dibenci, dimusuhi tetapi dikasihi dan didoakan? Atau aku bersikap sebaliknya, memusuhi, menyerang, menganiaya, mengintimidasi bahkan membunuh?

sumber : Ret-ret Agung Umat 2013

Jumat, 22 Februari 2013

"Kunci Surga"

"Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga." (Matius 16 : 19a)

Yesus adalah seorang guru, pemimpin dan penguasan Kerajaan Surga. Namun Dia bukanlah pemimpin dan penguasa yang mengagungkan jabatan, tetapi Dia seorang gembala yang rendah hati, yang bersedia merendahkab sampai serendah-rendahnya sejak kehadirannya secara nyata di dunia.

Dia adalah Bapa yang selalu menawarkan tanganNya untuk memeluk, menguatkan. Memberikan telingNya untuk mendengarkan dan hatiNya untuk mengerti dan memahami anak-anakNya, tanpa menghakimi tanpa menyalahkan. Kita semua tahu dan mengenal siapa itu Simon Petrus, murid Tuhan. Tapi, Tuhan jauh lebih tahu. Sehingga ia tidak ragu ketika menyerahkan dan mempercayakan kunci Kerjaan Surga, mempercayakan umatNya, domba-dombaNya untuk digembalakan olehnya.

Tahta ini juga mengartikan kepemimpinan dan kuasa menggembalakan dan melayani bukan mengagungkan jabatan atau kedudukan seorang pemimpin Gereja Katolik. Semangatnya adalah "Gembalakan kawanana domba Allah yang ada padamu, jangan dengan terpaksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri... hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu." (1 Petrus 5 : 2 - 3)

Pesta ini juga mengajak seluruh umat untuk setia dan taat kepada Kristus sebagai pemimpin agung dan kepada para pemimpin serta ajaran-ajaran gereja. Dengan demikian kita boleh berharap kelak kita akan diperkenankan untuk memasuki Kerajaan Surga.


sumber : Ret-ret Agung Umat 2013

Kamis, 21 Februari 2013

"Kemurahan Hati Tuhan"

"Mintalah maka kamu akan diberi, carilah maka kamu akan mendapat, ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu." (Matius 7 : 7).


Di zaman sekarang ini kerapkali sulit mencari orang yang sungguh-sungguh bermurah hati dan tulus dalam kehidupan. Tak sedikit dari kita mungkin juga mau menolong tetapi kerapkali berfikir dua atau tiga kali demi keuntungan diri sendiri dan bukan dengan ketulusan.

Bacaan Injil hari ini mengajak kita merenungkan dan menyadari bahwa dalam hidup ini juga harusnya dalam memberi, mengasihi dan menolong haruslah dengan ketulusan dan secara total, seperti yang digambarkan dalam bacaan hari ini.

Gambaran Bapa yang murah hati itu sangat jelas mengajak kita juga untuk bisa bersikap murah hati dalam hidup ini. Ketika kita berdoa sungguh pada Tuhan dan dikabulkan, ketika kita berserah pada Tuhan atas berbagai permasalahan kita dan beberapa hari kemudian permasalahan kita terjawab dan terselesaikan, maka disitulah letak kemurahan hati Allah yang menjawab berbagai macam doa, yang membantu menyelesaikan berbagai permasalahan hidup secara total dan penuh kemurahan hati serta kasih. Mari kita juga hari ini setidaknya dapat bermurah hati seperti Bapa murah hati, mari kita berani memberi dan mengulurkan tangan kita hari ini demi sesama kita yang membutuhkan.

Apakah kita lebih sering menghitung-hitung untung dan rugi dalam pelayanan kita, atau kita juga lebih sering memiliki motivasi-motivasi tertentu dalam pelayanan demi keuntungan diri sendiri?


sumber : Ret-ret Agung Umat 2013