Sabtu, 31 Maret 2012

"Ciuman Tuhan"

Setelah pulang kerja larut malam, Galih dan Ratna menjenguk puterinya di tempat tidur.

Puterinya tertidur sambil tersenyum. Keesokkan harinya Galih menyapa puterinya saat mereka makan pagi bersama.

"Tadi malam Shinta mimpi apa?"

Kedua pipi Shinta berubah warnanya seperti jambu air.

"Tuhan mencium dua pipi Shinta".

"Apakah tadi malam Tuhan mencium Shinta untuk pertama kalinya?" tanya Ratna.

"Shinta hampir selalu sudah tidur saat papa dan mama pulang kerja. Sebelum berangkat tidur, Shita minta Tuhan memberi ciuman sebagai ganti kecupan papa dan mama."

Kisah ini boleh menjadi kisah kehidupan nyata bagi banyak orang tua termasuk kita ketika memasuki saat - saat awal dunia kerja. Kita pulang larut malam dan hanya berjumpa dengan keluarga pada akhir pekan.


sumber : Mutiara Andalas, S.J. Just For You. Yogyakarta : Kanisius 2009

Jumat, 30 Maret 2012

"Malaikat Pelindung"

Sepasang suami isteri hidup bahagia. Sang suami bekerja sebagai marinir, sedangkan isterinya bekerja disebuah kantor swasta. Suatu kali sang isteri mengalami kecelakaan dan matanya menjadi buta. Mulailah hari - hari gelap baginya. Hari - harinya dilalui dengan kemarahan baik kepada dirinya sendiri, kepada suaminya dan kepada Tuhan. Ketika masa duka yang paling panjang itu mulai mereda, suaminya tidak menginginkan isterinya terpuruk dalam keadaan mengasihani diri sendiri. Dia mulai mendidik isterinya agar bisa mandiri di rumah. Isterinya pun mau mencoba. Suatu hari suaminya mulai menawarkan apakah sang isteri mau bekerja kembali. Hal itulah yang sangat ditakutinya. Suaminya tidak lagi menyayanginya. Namun karena tidak mau dikasihani dia mau bekerja. Tuhan itu baik. Dia diterima bekerja sebagai operator telepon yang tidak terlalu membutuhkan kemampuan mata.

       Masih ada satu masalah lagi. Suaminya harus mengantar jemput ke dan dari kantor dengan baik bus kota. Hari - hari pertama, suaminya mengajarinya bagaimana ia harus berjalan ke halte, menaikinya, pesan kepada sopir untuk menurunkannya ditempat kerjanya. Setelah dirasa cukup, suatu pagi sang suami berkata, "Ma, mulai hari ini kamu berangkat sendiri." Dengan perasaan hancur karena sedih, isterinya berangkat juga. Ternyata dia bisa. Hal itu semakin membangkitkan semangatnya. Suatu saat ketika dia turun dari bus, dia mendengar sopirnya berkata, "ibu wanita yang paling beruntung!". Seketika itu kemarahannya meluap. Dengan menahan diri dia berkata, "Apa maksud Bapak?" Sopir itu lalu bercerita bahwa setiap pagi ada seorang marinir yang gagah yang selalu mengikutinya dari belakang. Wanita itu menangis haru. Dia baru sadar bahwa suaminya ternyata secara diam - diam terus mengawalnya.

Ada saat - saat didalam hidup kita ketika kita merasa ditinggalkan oleh orang - orang yang kita kasihi. Namun Tuhan tidak pernah meninggalkan kita.


sumber : Xavier Quentin Pranata. Kisah Inspirasional Plus. Yogyakarta : Moriel Publishing House 2010

Kamis, 29 Maret 2012

"You Get What You Think"

Seorang sales sedang dalam perjalanan keliling untuk memasarkan dagangannya. Negara yg sedang krisis mebuat dagangannya tidak laku. Dia memutuskan untuk menyetir kembali mobil boksnya. Di tengah jalan yang sepi dan jauh dari rumah penduduk, bannya kempis. Terpaksa dia menghentikan mobilnya dipinggir jalan dan menciba mengganti bannya dengan ban cadangan. Ternyata dongkraknya tidak ada di tempat.

Dari kejauhan dia melihat sinar lampu keluar dari jendela sebuah rumah. Dia segera ke sana untuk meminjam dongkrak. Dia baru memulai melangkah ketika hujan turun dengan lebatnya. Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Hatinya yang sudah jengkel langsung membara. Dia mulai marah terhadap keadaan yg kurang menguntungkan maupun kepada dirinya sendiri. Kepalanya dihantui oleh pikiran negatif. "Ah orang zaman sekarang egois. Jangan - jangan pemilik rumah itu sama saja. Apa dia mau keluar di malam - malam yg dingin seperti ini? Paling - paling dia membuka pintu dan membantingnya kembali!". Karena dihantui pikiran negaifnya sendiri, ketika sampai di depan rumah orang itu, dia mengetuk rumah orang itu dengan kasar. Begitu rumahnya dibuka, dia berkata, "Kamu pasti malas membuka pintu bukan? Aku ingin pinjam dingkrak sebenarnya, tapi kamu pasti tidak mau memberikannya bukan? Kamu memang orang yg egois!". Ketika menanggapi kata - kata kasar itu, pemili rumah yg terbangun itu menjadi marah dan benar - benar membanting pintunya, mengunci dan kembali tidur.

Kemarahan itu tidak saja merugikan tetapi juga menular. Mari kita kendalikan amarah kita sebelum amarah kitalah yg justru mengendalikan kita.

sumber : Xavier Quentin Pranata. Kisah Inspirasional Plus. Yogyakarta : Moriel Publishing House 2010

Selasa, 27 Maret 2012

"Uang Kembalian"

Saat berkunjung ke Yogyakarta, Julie mengajak Prita untuk berbelanja di kawasan Malioboro. Mereka berhenti di sebuah gerai t - shirt dan tawar menawar harga dengan penjualnya. Akhir pekan ini penjual nampak kewalahan dikerubuti puluhan pengunjung.

"Berapa harganya?" ujar seorang pengunjung sambil menunjukkan t - shirt bergambar becak.

"Kalau t - shirt ini?" potong pengunjung lain.

Belum sempat menjawab pertanyaan, pengunjung lain menyerobot dengan pertanyaan lain. "Kalau beli dua, berapa jadinya?"

Sambil menjawab pertanyaan, penjual membungkus t - shirt pilihan Julie dan Prita.

Mereka melanjutkan keliling kota dengan menyewa andong.

Saat hendak membayar ongkos transportasi, paras Julie seketika pucat.

"Engkau kecopetan?" tanya Prita cemas.

"Uang kembalian t - shirt terlalu banyak".

"Engkau mestinya gembira, bukan terperanjat!"

"Engkau masih ingat penjualnya?"

"Ingat sih. Tapi jaraknya terlalu jauh jika kita  hanya ingin menyerahkan uang kelebihan."

"Jaraknya sangat dekat jika dibandingkan dengan kerugian yang diderita penjual."

"Uang kelebihannya lagi pula sedikit."

"Bagi penjualnya barangkali nilainya besar. Jangan menjual intergritas demi uang kelebihan."

Kita terlalu murah menghargai diri jika mengambil uang relatif sedikit yang bukan hak kita. Seberapa besar kita menghargai diri berpengaruh pada penghargaan orang lain terhadap kita.


sumber : Mutiara Andalas, S.J. Just For You. Yogyakarta : Kanisius 2009

Sabtu, 24 Maret 2012

"Ukuran Pembanding"

Mata Dina terbelalak dan mulutnya cemberut begitu menerima hasil ujian sejarah. Ia langsung meremas kertas ujian dan buru - buru menyembunyikan dalam laci.

"Memalukan hasilnya."

Lenguhan kekecewaan juga terdengar dari teman sekelasnya.

"Sebel banget sich. Aku bela - belain nggak main seminggu buat menyiapkan ulangan sejarah kemarin. Aku cuma dapat nilai 85," ujar Dina kepada beberapa teman dekat.

"Kamu mesti beruntung dapat nilai segitu. Aku lagi ketiban sial. Nilaiku hanya 70," kata Adriani dengan wajah masam.

"Seandainya menjadi kalian, aku sudah senang dengan hasil segitu. Lihat nih nilaiku. Hancur," kata Renata sambil memungut kertas ulangan yang telah dibuangnya ke keranjang sampah.

Paras Dina seketika berubah cerah.

"Benar nilaiku lebih tinggi daripada kalian?"

Mereka menganggukkan kepalanya dengan lemas. Dina lalu menanyai satu demi satu teman sekelasnya.

"Siapa sangka nilai ulanganku ternyata tertinggi di kelas," ujar Dina bangga.

Ia membetulkan kerutan pada kertas ulangan yang hampir dirobeknya. Ia lalu meletakkan di atas meja. Ia ingin semua melihat nilai ujiannya.

"Hargai dirimu tanpa harus menengok sekeliling sebagai ukuran pembandingnya," ujar mama menanggapi kisah Dina, puterinya.

sumber : Mutiara Andalas, S.J. Just for You. Yogyakarta : Kanisius 2009 

Rabu, 21 Maret 2012

"Ramuan Ajaib"

Seorang wanita yang baru mengalami kematian anaknya, menemui seorang guru dan bertanya,

"Guru, apakah anda memiliki ramuan ajaib untuk mengembalikan anakku?"

Sang guru tidak berusaha beragumentasi dengan wanita tersebut atau mengusirnya sebab permintaan tidak masuk akal itu. Akan tetapi, dia berkata kepada wanita tersebut,

"Carilah sebuah jamur di rumah yang tidak mengenal kesedihan. Setelah kau menemukan jamur itu, kita bisa sama - sama membuat ramuan ajaib untuk menghidupkan puteramu."

Mendengar jawaban itu, si wanita segera berangkat mencari jamur yang dimaksud. Pertama, dia tiba di depan sebuah rumah mewah. Dia mengetuk pintu dan berkata,

"Saya mencari sebuah rumah yang tidak pernah mengenal kesedihan. Apakah ini tempatnya? Hal ini sangat penting bagi saya."

Pemilik rumah itu menjawab, "Anda jelas datang ke rumah yang salah."

Pemilik rumah kemudia mulai bercerita tentang tragedi yang pernah dialami keluarganya. Mendengar cerita sedih dari si pemilik rumah, wanita tersebut berfikir, "Siapa yang bisa membantu orang yang nasibnya lebih alang dari saya ini?"

Maka, ia pun memutuskan untuk tinggal dan menghibur pemilik rumah itu. Setelah si pemilik rumah merasa lebih baik, wanita itu berangkat lagi mencari ke rumah berikutnya.

Tetapi, kemana pun ia pergi, ia selalu menemukan kesedihan. Berulang - ulang wanita itu terlibat dalam upaya menghibur semua orang yang dikunjunginya. Dia telah melupakan tujuan awalnya tanpa menyadari bahwa kesedihan yang dulu begitu menyita perhatiannya sudah terlupakan.

Anda yang sedihnya tidak ketulungan, You'r not alone! Percayalah anda masih bisa membuat perbedaan bagi dunia ini.

sumber : A.Puryan "Blitzer". Snack for the Soul. Jakarta : Cicero Publishing 2008

Selasa, 20 Maret 2012

"Menang Atas Masalah"

   Seorang ibu melahirkan sepasang anak kembar berjenis kelamin perempuan. Karena sudah memiliki banyak anak, mengalami kesulitan ekonomi, pasangan muda itu dengan berat hati menyerahkan kedua anak kembarnya ke orang tua yang berbeda. Yang seorang diserahkan ke sebuah keluarga yang sederhana, sedangkan yang lain diberikan kepada keluarga yang berada. Mereka dibesarkan di dua kota yang berbeda. Ketika menginjak remaja, mereka bertemu satu sama lain. Pertemuan itu menimbulkan masalah. Yang seorang merasa puas dengan dirinya sendiri, berprestasi dengan mengucap syukur. Sebaliknya, saudara kembarnya justru marah dengan diri sendiri, kedua orang tua kandungnya dan dengan kedua orang tua angkatnya. Dia bahkan kecewa kepada Tuhan karena merasa tidak mendapatkan orang tua sekaya saudara kembarnya.

      Minimal sekali dalam hidupnya, manusia pernah bertanya atau bahkan mempertanyakan Tuhan mengapa aku dilahirkan di tempat seperti ini, dari pasangan orang tua yang begini, dibesarkan dilingkungan begini. Kita memang tidak bisa memilih untuk dilahirkan pada waktu yang kita inginkan, di tempat yang kita dambakan, dari pasangan yang kita idam - idamkan. Namun, kita bisa memilih untuk memompa diri untuk keluar dari kepompong keterbatasan dan terbang tinggi serta menikmati langit kebebasan. Kita terbatas, tetapi Tuhan tidak terbatas. Kita tidak sempurna, tetapi Tuhanlah yang akan menyempurnakan kita.


sumber : Xavier Quentin Pranata. Kisah Inspirasional Plus. Yogyakarta : Moriel Publishing House 2010