Satu unsur yg penting didalam doa yg diajarkan Yesus ialah mengampuni. Yesus menegaskan bahwa yg berhak memperoleh pengampunan Bapa ialah mereka yg bisa mengampuni sesama. Mengapa?? karena hanya orang yg bisa mengampuni yg menghargai arti pengampunan. Pengampunan dari Bapa adalah rahmat pengudusan yg tidak hanya berguna bagi diri yg menerima tapi juga bagi sesama. Pengungkapan rahmat pengampunan inilah yg melibatkan kita semua dengan terus menerus mengampuni orang yg bersalah kepada kita itu yg mengikis benih2 dendam. Dendam mengarahkan orang ke pembalasan yg setimpal bahkan lebih. Dendam nemumbuhkan "budaya kematian", jalan Tuhan menegakkan "jalan kehidupan", karena orang yg paling berdosapun tetap mendapat kesempatan berubah. Jika Tuhan mau memberikan kesempatan kepada orang untuk berubah, mengapa kita tidak mau berbuat serupa???
Selasa, 28 Februari 2012
Senin, 27 Februari 2012
" Berbuat Baik " (Matius 25 : 31 - 46)
Orang2 yg baik sewaktu hidupnya hanya mengenal satu perbuatan, berbuat baik sebanyak2nya, digambarkan oleh Yesus dalam injil, sebagai domba2 disebelah kanan Sang Raja. Dalam masa prapaskah marilah kita belajar berbuat baik terutama untuk mereka yg miskin, menderita. Pada waktu melakukan perbuatan baik, marilah kita tidak bermentalkam pamrih yaitu agar Tuhan membalasNya kepada kita, entah disunia ini atau nanti disurga. Kita berbuat baik karena itu sesuai dengan semangat kasih dan kemurahan hati Tuhan, itulah sifat dan sikap yg mestinya menjadi ciri khas para murid Kristus.
Sabtu, 25 Februari 2012
" Bukan Orang Sehat yg Memerlukan Tabib tetapi Orang Sakit "(Luk 5 : 27-32)
Lewi dan kaumnya ada ditengah kita, dalam diri para pendosa, kita semua. Kalau kita sendiri orang berdosa layakkah kita menghukum sesama pendosa dg menjauhi mereka?? Jika Yesus mendekati para pendosa, kitak tidak berhak mengambil sikap bersebrangan. Apa yg dilakukan Yesus hendaknya menjadi model bagi kita sekalian.
Selasa, 21 Februari 2012
" Kerendahan Hati " (Markus 9 : 30 - 37)
Yesus menekankan kehadiranNya didalam diri orang2 sederhana. Seorang anak kecilpun dapat menjadi kehadiranNya. Jika seseorang menerima anak itu, ia menerima Yesus (Markus 9 : 37). Pribadi dibalik itu mendapat penghormatan selayaknya karena sesungguhnya Yesus mengajarkan kerendahan hati dan kesediaan untuk melayani jika seseorang mau menjadi orang yg pertama dan utama. Seringkali kita lalai dalam memberikan perhatian selayaknya kepada orang2 yg kita remehkan, entah karena dia bodoh, miskin, jelek dsb. Padahal kebanyakkan orang justru menghormati orang yg menghargai orang lain. Sejelek apapun tampilan lahiriahnya atau serendah apapun kedudukan sosialnya. Menghargai orang membuahkan penghormatan orang lain, sebaliknya merendahkan orang lain akan membuat kita direndahkan orang lain pula. Kita harus bersikap yg lain.
Senin, 20 Februari 2012
" Katamu, Jika Engkau Dapat? " (Markus 9 : 14 - 29)
Kekacauan hidup dengan segala bentuknya berakar pada suatu sebab yg oleh bacaan pertama hari ini disebut "karena iri hati dan sikap yg mementingkan diri sendiri" (Yak 3 : 16). Dalam injil, sikap iri dan mementingkan diri sendiri itu tampak pada diri orang2 Farisi yg hanya senang mencari gara2 dan mencobai Yesus. Maka marilah kita mohon agar kita memiliki kelembutan hati, yakni suatu kebijaksanaan Ilahi yg nampak melalui sikap pendamai, peramah, penuh belas kasihan dan kebaikan. Tnadanya mudah tersenyum dengan tulus, suka menyapa, cepat memaafkan orang lain.
" Sulaman Kasih "
Sepuluh tahun yg lalu saya mengunjungi nenek yg terbaring sakit dan mendapat perawatan jalan. Dokter memberitahukan rentang kehidupan nenek, " Waktu hidupnya pendek ".
Dua minggu lalu ibu membelikan alat sulam baru.
" Nenek ingin mengisi waktunya dengan sulam ".
Ibu belajar menyulam dari nenek. Usia lanjut nenek menghalanginya untuk menyulan seperti saat sehat. Jarinya mulai gemetaran saat menisikkan jarum sulam ke kain.
Saat nenek tidur, ibu membetulkan beberapa kesalahan sulaman. Paginya nenek meneruskan sulamannya tanpa mengetahui tangan lain ikut menyulam di kain yg sama.
" Nenek menyulam apa? " tanya saya
" Hadiah kejutan untuk ibumu. Nenek mengenang saat mengasuh ibumu saat ia kecil "
Setiap malam selama selama sebulan ibu merapikan sulaman nenek kecuali malam terakhir. Nenek menyulam hingga larut malam. Ibu dan saya tertidur disisi nenek.
Paginya saya terbangun oleh rengkuhan ibu.
" Nenek tutup usia beberapa saat setelah menyerahkan sulamannya pada ibu ".
Ibu memperlihatkan sulaman kepada saya.
" Nenek menyulam dirinya yg berjaga disisi tempat tidur ibu yg sakit waktu seusiamu ".
Di sudut kanan bawah kain tertera kalimat dengan beragam warna.
" Terima kasih engkau telah menjagaiku ".
Nenek menyelesaikan tisikan dengan sempurna.
Bukan hanya kertas dan pena yg dapat bercerita, tetapi kain dan benang sulam pun dapat mengukir cerita abadi.
sumber : buku just for you karangan Mutiara Andalas, S.J penerbit kanisius
Sabtu, 18 Februari 2012
" Yesus Berubah Rupa " (Markus 9 : 2 - 13)
Penghayatan yg tidak selalu lurus membuat Tuahn mengirim utusan lain untuk mengembalikan umatNya ke jalan yg benar. Disitulah peranan para nabi menjadi penting. Elia dan Musa menjadi contoh, nabi besar yg dihormati semua orang beriman. Kalau sekarang dua tokoh itu ada bersama Yesus, berarti Yesus adalah pribadi yg istimewa. Didalam Dia, hukum Musa dan nubuat pembaharuan para nabi mencapai penyempurnaan. Maka para murid harus menghilangkan keraguannya. Mengikuti Yesus adalah jalan benar menuju keselamatan yg dijanjikan Bapa. Kita mendasarkan iman kita pada wahyu Ilahi yg tertera didalam kitab suci, baik perjanjian lama maupn perjanjian baru. Yesus menempati posisi yg unik karena sesungguhnya Dia adalah Wahyu Ilahi itu sendiri. Seperti kaum Yahudi, kita menjadi Yesus wahtu Ilahi, sebagai hukum yg mengatur hidup kita. Dalam Yesus iman kita mencapai kesempurnaan namun penghayatan yg menyimpang menuntut pembaharuan diri kita. Sekali lagi Yesus menjadi pembaharu sejati. Masih perlukah kita ragu2 untuk mengikuti Yesus??
Langganan:
Postingan (Atom)