Mengasihi sesama dengan kata-kata itu baik namun hal itu belum cukup. Sebab orang bisa saja berkata manis di bibir tentang kasih, tetapi praktek hidupnya jauh dari kasih. Sadar akan kenyataan yang sering terjadi seperti itu, Rasul Yohanes menasehatkan kita, "Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau lidah, tetapi dengan perbiatan dan dalam kebenaran."
Mengucapkan ribuan kata tentang kasih belum tentu meyakinkan orang lain apalagi antara bibir dan praktek hidup tidak sejalan. Sebaliknya satu perbutan nyata meski sangat kecil sekalipun sudah menyakinkan orang lain tentang kasih. Kata kasih sudah akrab di telinga kita. Tetapi mengapa masih ada kekerasan, kebencian, permusuhan dan perpecahan dalam keluarga dan komunitas?
Banyak faktor menjadi penyebabnya. Tetapi bisa jadi karena perbuatan kasih mulai meredup tertimbun kata-kata yang sering diingkari. Masih adakah kasih? Apa bukti yang bisa meyakinkan orang bahwa nyala api kasih itu masih tetap menyala dalam diriku?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar