Sore itu di jalanan yang macet, saya melihat sepasang kakek nenek melintas diatas sebuah skuter. Si nenek memeluk suaminya dengan erat.
Lucu sekali melihat mereka mengingat setahun lalu berita kematian istri si kakek.
Ya, kakek Cong, begitu saya memanggilnya.
Setahun yang lalu, sebelum menikah dengan nenek Tjun, kakek Cong masih menikah dengan nenek Lee. Dan umur pula yang akhirnya memisahkan kakek Cong dengan nenek Lee.
Saya juga ingat, bagaimana sesudah kematian nenek Lee ini, kakek Cong sering berkunjung ke rumah untuk menemui nenekku. Saking seringnya, saya dan tanteku sering bercanda bahwa kakek Cong naksir nenekku.
Tapi ternyata tak lama, kami mendengar berita bahwa kakek Cong mau menikah lagi dengan seorang perempuan yang beda 10 tahun darinya.
Dalam sebuah pernikahan sederhana, aku melihat betapa kakek Cong dan nenek Tjun saling mencintai. Dan aku pun juga baru tahu bahwa nenek Tjun ini belum pernah menikah sebelumnya.
Bila dipikirkan, jika nenek Tjun seharusnya bisa saja memutuskan menikah selagi masih berumur muda. Apalagi mengingat masa nenek Tjun muda dulu pastilah tekanan untuk memiliki pasangan lebih keras daripada masa sekarang. Tapi tetap saja, nenek Tjun bisa memutuskan untuk tidak menikah dan akhirnya kini bisa menjalani kehidupan yang bahagia dengan kakek Cong, kekasih sejati.
sumber : Deasy Christina & Anang Y.B. When I Will Get Married. Yogyakarta : Pustaka Ananda Srva. 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar