Tak mudah ternyata untuk menjadi pelayanNya. Terkadang serasa berat dan hendak menyerah. Di caci maki, direndahkan, dibentak-bentak menjadi santapanku sehari-hari.
Di saat serasa berat dan hendak menyerah, berusaha mencari pekerjaan lain tapi berat untuk meninggalkan rumahNya. Saat mengikuti suatu acara yang diselenggarakan KAJ, disitu dijelaskan uang Gereja = uang umat = uang Allah. Uang yang harus dikelola dengan sebaik-baiknya karena Tuhan mempercayakannya kepada kita.
Hal itu yang selalu aku pegang dalam menjalankan pelayananku. Walaupun terkadang tak ada dukungan, sepi sendiri serasa tapi aku berusaha sekuat tenaga untuk memberikan pelayanan terbaikku. Mungkin memang Dia yang memilih aku.
Pernah aku memutuskan untuk mencari pekerjaan lain, karena aku merasa gagal dalam pelayananku. Tak ada lagi dukungan dari orang-orang di sekitar pekerjaanku. Aku lelah dengan tekanan yang ada. Memang aku hanya pelayan yang kecil diantara orang-orang besar, aku tak ingin dipandang, dihormati maupun dihargai namun yang aku butuhkan adalah dukungan orang-orang sekerja dalam pelayanan ini.
Ketika memutuskan untuk keluar, tak ada yang peduli dengan kepergianku. Mereka langsung cari penggantiku tanpa bertanya mengapa. Hanya sedikit orang yang berminat melamar di rumahNya, upah yang mereka minta pun sangat tinggi. Aku pun menemui Pastor Kepala untuk mengundurkan diri, airmata tak tertahankan ketika beliau menanyakan alasanku keluar. Dia memahaminya dan memintaku untuk tidak pergi. Dia paham bebanku. Dua bulan berselang, atasanku pun memanggil aku dan berbicara dari hati ke hati. Beliau pun memberikan waktu aku untuk memutuskan apakah mau tetap tinggal atau tetap di tempat kerja yang baru.
Dalam doa, aku meminta kepadaNya untuk menunjukkan jalan yang terbaik bagiku. Akhirnya aku pun mengambil keputusan untuk kembali ke rumahNya. Walau keluarga dan orang yang ku kasihi kurang setuju namun aku tetap pada pendirianku.
Jalan salib memang penuh liku, aku yakin Tuhan mempunyai tujuan atas semua ini, semua yang terjadi padaku adalah ujian dariNya. Entah sampai kapan aku akan bertahan dan tetap kuat menerjang badai ini, yang aku yakini adalah Tuhan takkan membiarkanku sendiri.